Sumber Mata Air Sumur Brumbung

Berbagai tempat keramat diyakini memiliki kekuatan gaib sebagai perantara permohonan kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itulah, tempat-tempat ini biasanya menjadi tujuan ritual para pelaku ngalap berkah yang menginginkan agar permohonannya dikabulkan.

Punden Sumur Brumbung - Tempat keramat sebenarnya bukan menjadi tujuan utama untuk mencari kekayaan, tetapi sifat manusia serakah yang akhirnya membuat tempat keramat tersebut menjadi tujuan untuk pesugihan. Di kalangan dunia gaib tak hanya ke Esaan Sang Maha Pencipta yang mampu memebrikan rezeki kepada manusia, tetapi setan dan siluman juga mampu memberi manusia kekayaan (bukan rezeki), Pemberian kekayaan ini hanyalah sebagai cara dari setan agar manusia tersesat mengikuti jejaknya. karena semuanya sudah menjadi kodrat Yang Maha Kuasa, kalau setan harus menggoda manusia dengan cara apapun untuk meruntuhkan keyakinan dan keimanan manusia kepada TuhanNya.

Salah satu tempat yang diyakini memiliki kekeramatan untuk berbagai keperluan ngalap berkah serta mampu menjadikan seseorang menjadi kaya adalah Sumur Brumbung. Sumur yang berada di lereng perbukitan ini berada di Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Lebih dari 40 km jarak yang harus ditempuh dari kota Kabupaten Wonogiri menuju ke Sumur Brumbung.

Tempat keramat yang berada di pinggir sungai di lerang perbukitan tersebut tampak kuat sekali aroma mistis yang menyelimuti sumur. Berbagai macam sesaji terlihat berceceran di sekitar sumur. Sumur Brumbung merupakan sumber mata air yang keluar dari dalam tanah dengan diameter lubang sumur tak lebih dari 70 cm. Tetapi sumber air ini tak pernah kering meski di musim kemarau sekalipun.

Kerto Semito"Terdapat dua buah sumur yang ada dikawasan sumur," kata Kerto Semito (80 tahun), kakek tua yang sejak dari dulu mengenal keberadaan sumur.

Menurut Kerto Semito, sumur itu sudah menjadi tempat laku ritual sejak zaman dulu. Keberadaan tempat keramat ini berada di dalam hutan yang sangat angker. Tetapi seiring dengan banyaknya penduduk sekitar yang membutuhkan tanah ladang untuk pertanian, maka sedikit demi sedikit kawasan hutan mulai terkikis.

Hutan lebat yang dulu menutupi Sumur Brumbung kini mulai berubah menjadi tanah pertanian milik penduduk. Meski  perubahan hutan di kawasan sumur semakin meluas namun keangkeran sumur tak pernah berkurang. Kekuatan aura mistis masih menyelimuti kawasan sumur. Hal ini tercermin dari adanya mitos warga sekitar yang tidak berani menginjakkan kaki di kawasan sumur apabila tidak ingin kerasukan roh, atau menjadi makhluk gaib penghuni sumur.

Tempat ini biasa didatangi mereka yang melakukan ritual permohonan di Sumur Brumbung. Kebanyakan mereka berasal dari luar daerah Jatipurno, Wonogiri. Meski ada juga beberapa orang yang berasal dari daerah sekitar ikut menjalani laku ritual di sumur brumbung.

"Dulu sumur ini ramai didatangi warga sekitar pada saat musim kupon nomer undian berhadiah," kata Mbah Kerto, sapaan akrabnya.

"Saat itu tidak sedikit warga sekitar yang ikut memburu nomer dengan cara ritual di Sumur Brumbung," katanya lagi.

Menurutnya, tidak hanya warga sekitar yang berupaya mencari wisik nomer undian di Sumur Brumbung, warga dari desa lain juga beramai-ramai memburu untuk mendapatkan angka nomer di tempat ini. Tetapi satu hal yang membuat mereka kemudian menciut nyalinya, saat merea mengetahui, kalau orang-orang yang pernah mendapatkan nomer dair Sumur Brumbung akhirnya harus mati.

Kematian orang-orang ini tidak diketahui penyebabnya yang pasti. Beberapa warga hanya melihat tubuh orang yang meninggal tersebut terlihat berwarna hitam. Konon menurut cerita, mereka mati karena menjadi tumbal penunggu sumur. Orang yang mati ini harus menjadi masyarakat gaib penghuni sumur. Salah satu warga desa Brumbung yang mengalami kejadian tersebut adalah Mbah Dar. Menurut cerita yang beredar, sejak menjalani laku ritual di Sumur Brumbung, kehidupan Mbah Dar semakin mapan. Tak jarang dirinya mendapatkan nomor undian berhadiah. Sampai akhirnya Mbah Dar mampu membangun pesanggrahan Sumur Brumbung. Tidak sedikit Mbah Dar memperoleh kekayaan berkat punden sumur, sampai diakhir usianya yang semakin bertambah tua, akhirnya Mbah Dar menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tetapi sebelum dirinya mengembuskan nafas terakhir, beberapa warga sempat mlihat adanya seorang yang menunggang kuda mendatangi rumahnya. Sosok laki-laki ini terlihat gagah menaiki kuda hitam dengan membawa sebilah parang di tangan. Tak berapa lama setelah kedatangan sosok gaib tersebut, Mbah Dar meninggal dunia.
Punden Sumur Brumbung
Punden Sumur Brumbung yang berada dipinggir sungai ini berada di pekarangan seluas kuran glebih 50 meter persegi. Dua buah sumu rtua terdapat di tempat ini. Satu sumur berada di luar dinaungi bangsal kecil berukuran 2x4 meter. Sedangkan sumur utama yang berada di dalam pesanggrahan pendopo tembok merupakan sumur utama yang dianggap paling tua dan keramat. Jarak antara sumur satu dengan yang lainnya sekitar sepuluh meter. Kekeramatan sumur dipercaya sangat angker. Tidak satupun warga berani mengambil kayu yang ada di sekitar sumur untuk dibawa pulang. Mereka yang nekat tak mengindahkan larangan ini akan mengalami nasib naas ataupun kesurupan jin. Selain itu, di tempat ini sering terlihat harimau siluman berkeliaran di sekitar sumur.

Seluruh tempat yang berada di sektiar sumur pada masa lalu merupakan hutan yang sangat gelap 'gung lewung lewung'. Tak satupun makhluk hidup berani menginjakkan kaki memasuki hutan ini. 'Jalmo moro, jalmo mati' siapapun yang berani datang jagnan berharap bisa kembali alias mati. Seperti inilah gambaran keangkeran hutan Brumbung yang menutupi dua sumur keramat.

Bahkan sampai sekarang ini penduduk sekitar masih sangat meyakini keangkeran sumur. Warga yang mengolah lahan pertanian di bekas hutan Brumbung hanya bisa menunggu pohon-pohon besar yang telah berusia ratusan tersebut ambruk dengan sendirinya. Mereka tidak ada yang berani menebang pohon memperluas lahan pertanian. Apabila ada warga yang berani dan nekat menebang pohon, sudah bisa dipastikan keesokan harinya ada yang mati.

"Penunggu sumur adalah Mbah Jomluwo Sulung Pentung Sabuk Alu dan Mbah Guru Putih. Kedua tokoh ini merupakan penunggu punden sumur," ujar Kerto Semito.

Mbah Jomluwo Sulung merupakan penguasa seluruh punden SUmur Brumbung yang menduduki tempat di dalam pesanggrahan. Sedangkan Mbah Guru Putih adalah pembantu Mbah Jjomluwo, penunggu sumur yang berada di luar tembok pasanggrahan. Kedua penunggu gaib ini merupakan penguasa seluruh hutan keramat punden Sumur Brumbung.

Keberadaan gaib penunggu tempat ini konon merupakan manusia siluman yang berasal dari Gunung Ngujil di kawasan Selatan Gunung Lawu. Gunung Ngujil dikenal sebagai tempat bersemayamnya para makhluk siluman dan jin. Oleh karena itu secara tidak langsung keberadaan sumur rmemiliki keterkaitan dengan seluruh siluman Gunung Ngujil.

Sumur Brumbung yang berada diluar pesanggrahanGunung Ngujil sendiri dikenal sebagai salah satu tempat bersemayamnya siluman harimau yang dipuja orang demi kekayaan duniawi. Keangkeran Gunung Ngujil diyakini penduduk sekitar sangat megnerikan. Menurut kepercayaan penduduk setempat, siapapun orangnya yang bertanya perihal keberadaan Gunung Ngujil secara tidak langsung konon sudah ditandai menjadi milik para siluman gunung.

Apalagi mereka yang berani mendatangi gunung, sudah dapat dipastikan pada saat mati, mayatnya akan dibawa siluman harimau untuk dijadikan tumbal di Gunung Ngujil. Tempat ini konon memiliki pagar gaib yang ebrasal dari orang-orang yang telah memujka siluman harimau. Pagar gaib ini dipercaya memiliki lapisan hingga ratusan pagar manusia yang setiap waktu mendapatkan siksaan dari siluman harimau penunggu gunung. Sebagai ganti pemberian kekayaan yang telah diperolehnya.

Oleh karena itu, dua tempat ini bagi masyarakat sekitar sangat dikeramatkan, khususnya warga yang berada di sekitar Jatipurno yang paling terdekat dari perkampungan desa setempat.

"Berbagai sesaji dipersembahkan pada saat warga menggelar hajatan mantu, maupun hajatan lainnya. Pada saat itu orang yang punya hajat harus memberikan sesaji persembahan adat ritual di Sumur Brumbung agar tidak terjadi sesuatu apapun," ujar Kerto Semito kepada Kami.



Judiantoro, Djoko. 2013. Majalah Misteri Edisi 557. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.