PASCA PENCEKALAN RATU ATUT KPK WASPADAI SERANGAN JIN BANTEN
Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut Chosiyah dipastikan tidak akan tinggal diam menghadapi serangan yang dialamatkan kepadanya pasca penangkapan adiknya, TUbagus Chaery Wardana dan pencekalan terhadap dirinya oleh KPK. Ayah mereka Tubagus Chasan Sochib juga langsung turun gunung. Beberapa spiritualis yang selama ini dekat dengan keluarga ini sudah menyatakan kesiapannya untuk "menyerang" KPK dengan kekuatan gaib.

Pasca Pencekalan Ratu Atut KPK Waspadai Serangan Jin Banten - Aksi operasi tangkap tangan (ITT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar berbuntut panjang. Dari enam orang yang dicokok Rabu (2/10), terdapat nama Tubagus Chaery Wardana (TCW) alias Wawan. Bagi warga Banten, nama Wawan sangat familiar sekaligus ditakuti. Ya, Wawan bukan hanya suami Walikota Tanggerang Selatan Airin Rachmi DIany, namun juga adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah!

Terlebih kemudian Ratu Atut Chosiyah pun ikut terseret dalam kasus suap terkait pilkada Kabupaten Lebak Provinsi Banten. KPK telah mengeluarkan pencekalan terhadap putri Tubagus Chasan Sochib itu. Selama 6 bulan ke depan, Ratu Atut dilarang bepergian ke luar negeri. Pencekalan itu dilakukan KPK untuk mempermudah pemeriksaan yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Ratu Atut diduga kuat mengetahui aksi penyuapan yang dilakukan Wawan dengan dibantu pengacara asal Lampung, Susi Tur Andayani, kepada Ketua MK Akil Mochtar sebesar Rp 1 Miliar.

Ratu Atut Chosiyah terlihat sangat shock dengan penangkapan adiknya yang diikuti dengan peneteapan cekal terhadap dirinya. Dalam kondisi limbung, Ratu Atut tafakur cukup lama di atas makam Sultan Maulana Hasanudin yang terletak di Kecamatan Kasemen Kota Serang atau lebih dikenal dengan sebutan Banten Lama.

"Ibu (Ratu Atut) cuma ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin," kata Kepala Biro Humas Pemprov Banten Siti Maani Nina.

Setelah berziarah, Ratu Atut tidak kembali ke kantornya. Rumah dinasnya pun tampak sepi. Puncaknya terjadi keesokan harinya di mana Ratu Atut tidak menghadiri rapat paripurna DPRD terkait perayaan HUT Provinsi Banten ke 13. Tentu saja ketidakhadiran Sang Gubernur dalam acara itu menjadi buah bibir warga Banten. Seberat apapun masalah yang tengah dihadapi, sebagai orang nomor satu di Banten mestinya Ratu Atut harus hadir dalam acara sakral itu.

Penangkapan Wawan yang diikuti dengan cekal terhadap Ratu Atut disambut gembira oleh sebagian besar masyarakat Banten yang selama ini sudah gerah dengan berbagai macam dugaan tindak korupsi dan juga nepotisme yang melilit keluarga besar Ratu Atut. Puluhan mahasiswa Banten sempat menggelar aksi menggelar sujud syukur di perempatan Ciceri Serang. Sebuah spanduk berisi dukungan pembersihan mafia di Banten dibentangkan.

Apakah Ratu Atut Chosiyah, dan rekan-rekan almarhum Tubagus Chasan Sochib yang pernah menyebut dirinya sebagai "Gubernur Jenderal Banten", akan diam begitu saja menghadapi persoalan ini?

Beberapa orang dekat Ratu Atut dan kerabatya, memastikan mereka tengah menggalang kekuatan untuk melawan tindakan KPK dan orang-orang yan gdisebutnya telah mendzolimi keluarga besar Ratu Atut.

Selain menyiapkna tim pengacara yang handal dan lobi politik tingkat tinggi, beberapa Jawara Banten juga dipersiapkan untuk 'peperangan' di alam lain, alam gaib!

"Hanya dengan seerangan gaib kita bisa melumpuhkan KPK. Tujuan kita bukan untuk membubarkan KPK, tetapi melindungi kepentingan Ibu Ratu Atut dan keluarganya dari serangan KPK," bisik Abah, salah seorang spiritualis Banten yang tinggal di daerah Serang.

Menurut Abah yang memiliki nama cukup terkenal namun minta jangan disebutkan secara lengkap, dirinya tidak mendapat perintah itu. Namun apa yang dilakukannya tersebut semata-mata karena dirinya menghornati Tubagus Chasan Sochib sehingga ingin membantu secara suka rela. Namun ia tidak memungkiri, ada juga beberapa spiritualis dan jawara Banten yang sengaja dikerahkan untuk tujuan yang sama.

"Jin dari Banten akan mengepung gedung KPK untuk mempengaruhi proses sangkaan penyuapan yang melibatkan Wawan dan diduga akan menyeret Ratu Atut. Kalau pun harus barter karena gedung KPK juga dilidungi kekuatan gaib, maka kasus ini cukup berhenti pada Wawan saja. Namun jika tetap melibatkan Ratu Atut, kite arep ngadu ilmu sekalian," ancam spiritualis yang mengaku pernah tinggal di Lampung ini, dengan memakai bahasa campuran.

Nama Tubagus Chasan Sochib begtu melegenda di tatar Banten. Dari berbagai sumber yang berhasil kami hubungi, sepak terjang jawara Banten itu sangat fenomenal. Kemenangan menantunya Airin Rachmi Diany dalam pilkada di Tanggerang Selatan dan kemenangan Heryani dalam pilkada Pandeglang mengukuhkan kekuasaaan dinasti Chasan Sochib di wilayah Provinsi Banten setelah sebelumnya anak perempuannya, Ratu Atut Chosiyah, menjabat sebagai Gubernur Banten unutk periode kedua.

Siapa sebenarnya Tubagus Chasan Sochib? Semua berawal dari tahun 1960-an ketika Chasan Sochib mulai melakukan pengawalan bisnis beras dan jagung antar pulau Jawa-Sumatera. Tak cukup hanya mengawal, sang jawara mulai merintis bisnisnya sendiri dengan menjadi penyedia kebutuhan logistik bagi Kodam VI Siliwangi.

Kodam Siliwangi juga berkepentingan atas kestabilan politik di Banten. mereka membutuhkan orang lokal untuk menjadi perpanjangan tangan di daerah. Di mata para komandan Kodam IV Siliwangi, Banten adalah daerah yang rawan dipengaruhi oleh kekuatan komunis baik sebelum dan sesudah tragedi 1965.

Atas dalih kepentingan politik keamanan dan ekonomi di Banten. Chasan Sochib mendapatkan banyak keistimewaaan dari Kodam VI SIliwangi dan Pemerintah Jawa Barat. Sebagian besar proyek pemerintah khususnya di bidang konstruksi banyak diberikan kepada Chasan Sochib.

Tahun 1967, Chasan Sochib mendirikan PT. Sinar Ciomas Raya yang sampai saat ini merupakan perusahaan terbesar di Banten, khususnya di bidang konstruksi jalan dan bangunan fisik lainnya. Untuk memantapkan bisnisnya, Chasan Sochib menguasai sejumlah organisasi bisnis seperti Kamar Dagang dan Industri Daerah Banten, Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia Banten, dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Indonesia Banten.

Ketika terjadi reformasi, Chasan Sochib mampu mentransformasi diri ke dalam struktur politik dan ekonomi yang baru. Chasan Sochib muncul sebagai penguasan politik, ekonomi, sosial-budaya di Banten. Hal itu bisa dilihat ketika pada awal perubahan di Banten Chasan Sochib sinis melihat gerakan dari sejumlah pihak yang menuntut Banten menjadi provinsi baru.

Chasan Sochib khawatir bahwa perubahan ini akan mengancam keberlangsungan relasi bisnis dan politiknya dengan pejabat di Provinsi Jawa Barat. Namun seiring dengan makin membesarnya arus gerakan pembentukan Provinsi Banten Chasan Sochib segera berbalik dan berperan aktif.

Perpindahan posisi ini menyelamatkan masa depan bisnis dan politiknya di Banten. Dengan kekuatan finansialnya, Chasan Sochib membantu gerakan pemekaran dan mendapatkan pengakuan sebagai tokoh pembentukan Provinsi Banten. Setelah Banten menjadi provinsi, Chasan Sochib mulai lebih agresif menyusun kekuatan politiknya.

Dulu pada masa Orde Baru, Chasan Sochib sangat bergantung pada koneksi dengan pejabat sipil dan militer, tetapi tidak aktif dalam merancang siapa yang berkuasa atas politik Jawa Barat. Dengan adanya struktur politik yang baru, Chasan Sochib beritndak secara aktif menentukan siapa yang menjadi penguasa di Banten.

Bermula dari upaya memajukan Ratu Atut sebagai calon wakil gubernur dan sukses memenangkannya, Chasan Sochib merancang anggota keluarga besarnya untuk aktif terlibat di bidan gpolitik, ekonomi, sosial dan budaya. Hasilnya sangat sukses. Chasan Sochib memang tak memegang jabatan publik, tetapi sebagaimana pengakuan dirinya bahwa dia adalah "gubernur jenderal" menunjukkan bahwa dia adalah penguasa sesungguhnya di Banten.

Namun Tubagus Chasan Sochib bukan tanpa lawan. Mereka adalah elite-elite politik yang menguasai sejumlah daerah di Banten dan kelompok politik Islam. Namun sebenarnya elite politik yang menjadi lawannya itu juga sedang membangun dinastinya masing-masing. Di Kabupaten Lebak, Mulyadi Jayabaya yang menjabat sebagai Bupati Lebak berhasil mengantarkan kedua putrinya, Diana Jayabaya sebagai anggota DPRD Provinsi Banten dan Iti Oktavia Jayabaya sebagai anggota DPR RI. Adik perempuannya, Mulyanah, terpilih menjadi anggota DPRD Lebak. Demikian juga suami Mulyanah, Agus R Wisas, menjadi anggota DPRD Banten.

Di Pandeglang ada Dimyati Natakusumah, mantan Bupati Pandeglang (Ketua DPW PPP Banten) yang berhasil mengantarkan istirnya, Irna Narulita Dimyati sebagai anggota DPR RI.

Di Kota Tanggerang, terdapat nama Wahidin Halim yang telah berkuasa sebagai Walikota Tanggerang selama dua periode. Adiknya Wahidin, SUwandi sempat maju sebagai bakal calon Walikota Tanggerang Selatan tetapi gagal.

Di Kabupaten Tanggerang, Bupati Ismet Iskandar mengantarkan kedua putera putrinya sebagai anggota legislatif (Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen terpilih sebagai anggota DPR RI dan Intan Nurul Hikmah menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanggerang).

Dalam sejumlah pilkada, elite-elite lokal berperang memperebutkan kekuasaan,. Di Lebak, Mulyadi Jayabaya pernah menolak lamaran Ratu Tatu Chasanah untuk menjadi calon Wakil Bupati Lebak. Di Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita DImyati berhadapan dengan Heryani dalam pilkada 2010. DI Kabupaten Tanggerang, Ismet Iskandar berhasil mengalahkan Airin dalam pilkada 2008.

Kelompok politik Islam mempunyai kekuatan yang signifikan di Banten. Sejak dulu, Banten dikenal sebagai wilayah yang kental nuansa Islamnya. Islam tak hanya mempengaruhi religiusitas tetapi juga dunia politik di Banten, seperti pemberlakuan Syariat Islam di sejumlah kabupaten. Kelompok politik Islam menentang dinasti Chasan Sochib.

Mulai dari isu akhlak anggota dinasti Chasan Sochib sampai pada soal rencana pemberlakuan Syariat Islam untuk Provinsi Banten yang ditolak oleh dinasti Chasan Sochib. Selain itu, ada pula elite politik yang pada awalnya menentang keras kekuasaan dinasti Chasan Sochib ternyata berbalik.

Taufik Nuriman (Bupati Serang) dan Benyamin Davnie adaah contoh dari elite politik yang berbalik posisi politiknya. Taufik Nuriman pernah berseteru dengan Chasan Sochib. Keduanya saling melaporkan pencamaran nama baik ke Kepolisian Banten. Namun, pada Pemilukada Kabupaten Seran tahun 2010, Taufik Nuriman malah menggandeng Ratu Tatu Chasanah, anak dari Chasan Sochib. Benyamin Davnie sempat maju menjadi calon wakil gubernur dari PKS menantang Ratu Atut yang maju sebagai calon gubernur dari Partai Golkar dalam pilkada Provinsi Banten 2007. Dalam pilkada tahun 2010 di Kota Tanggerang Selatan, Benyamin Davnie justru mendampingi Airin yang tak lain adalah adik ipar dari Ratu Atut.

Trah Tubagus Chasan Sochin menghadapi lawan baru yang tak kalah potensial untuk menjungkal kekuasaannya. Banyaknya kasus yang menimpa keluarga besar Chasan Sochib, menjadi perekat kekuatan alternatif untuk menggoyang dinasti ini. Kasus-kasus itu meliputi isu korupsi, penyalahgunaan wewenang, penggunaan ancaman kekerasan, politik uang dan kecurangan dalam pemilu dan pilkada.

Hampir semua anggota dinasti Chasan Sochib pernah dilaporkan ke kepolisian, kejaksaan, KPK, KPU sampai MK. Memang tak satupun anggota keluarga Chasan Sochib yang dihukum, tetapi praktik politik dinasti Chasan Sochib harusnya membuka mata rakyat Banten untuk segera memulai perubahan.

Saat ini telah muncul sejumlah kelompok anak-anak muda yang peduli akan Banten yang lebih baik. Mereka ada di organisasi-organisasi yang giat memperjuangkan isu antikorupsi, antinepotisme, antipolitik-dinasti, dan mendukung politik kesejahteraan.

Perlawanan seperti inilah terus meluas dan terbuka. Salah satunya seperti yang terlihat saat mereka menggelar demo menuntut pengunduran diri Gubernur Ratu Atut Chosiyah pasca penangkapan adiknya yang diikuti dengan pencekalan terhadap dirinya oleh KPK.



Wahyono, Yon Bayu. 2013. Majalah Misteri Edisi 568. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.