 |
| Makhluk Gaib Di Langit Kamarku |
Makhluk itu seperti menempel di atas langit-langit kamarku. Dia menatapku, bergerak, melayang dan kemudian menghilang entah kemana...
Makhluk Gaib Di Langit Kamarku - Namaku Elsa, aku janda berusia 35 tahun yang memiliki dua orang anak. Aku berasal dari sebuah kampung yang berada jauh di pelosok Kediri, Jawa Timur. Di sebuah desa tertinggal yang tergolong minus itu aku tumbuh bersama seluruh anggota keluargaku. Dan karena faktor ekonomi yang minim itulah aku nekat merantau ke Hongkong dan meninggalkan dua anakku.
Sebelumnya aku sudah cerai dengan suamiku lantaran dia tak tahan melihat janda cantik di kampung sebelah. Ia selingkuh dengan janda itu dan tega menelantarkan aku dan anak-anaknya. Aku yang tak ingin hidup menderita lahir batin, akhirnya memutuskan bercerai dan membawa anak-anakku. Diluar dugaan, suamiku langsung menceraikanku dan menyerahkan anak-anak padaku. Sepertinya tak ada lagi hati nuraninya terhadapku dan anak-anaknya.
Terdorong sakit hati dan himpitan ekonomi itulah aku berangkat ke Hongkong Niatku adalah untuk mencari nafkah bagi dua orang anakku sekaligus melupakan sakit hatiku. Tapi apa yang terjadi di Hongkong ternyata jauh dari apa yang aku harapkan. majikanku amat cerewet, pelit dan menyakitkan. Teman-teman di sekitarku juga seperti memusuhiku. Keuanganku juga jauh dari apa yang aku harapkan. Yang lebih parah lagi, aku terjerat cinta sejenis.
Di Hongkong yang gemerlap kemewahan ini aku seperti dalam neraka. Aku memang tetap bisa mengirimi uang ke kampung untuk sekedar makan anak-anakku dan orang tuaku yang mengasuh mereka. Tapi di Hongkong aku juga terbelit hutang Bank dan rentenir yang membelit leher. Entahlah, aku juga tak mengerti ke mana uang sebanyak itu aku habiskan. Uang itu habis begitu saja tanpa ada yang bisa bermanfaat bagiku atau keluargaku.
Puncaknya aku benar-benar stress dengan masalah majikanku, teman-temanku dan hutang bank. Aku nyaris bunuh diri memikirkan masalah-masalah yang tak ada habisnya itu. Padahal aku sudah lakukan segala cara untuk keluar dari masalah-masalah itu, namun semua tak ada jalan keluarnya. Aku seperti terpenjara dalam masalah hidup yang tak berujung. Dalam kegalauan, tiba-tiba mataku terpaku pada sebuah kisah di Majalah Misteri. Hatiku seperti ada yang menuntun untuk membaca kisah itu. Yah, kisah seseorang yang sukses berkat bantuan Pak Aslam. Kisah yang tertulis dalam majalah itu hampir sama dengan apa yang sedang aku alami saat itu. Ia adalah seorang TKI yang teraniaya di Taiwan. Dan ia bisa keluar dari segala masalahnya berkat bantuan Pak Aslam dan kemudian ia sukses.
Hari itu juga aku menghubungi Pak Aslam lewat telepon genggam. Meski dengan sembunyi-sembunyi aku memberanikan diri menggunakan telepon di malam hari. Di ujung telepon, Pak Aslam menjawab salamku dan aku langsung menceritakan segala masalah yang tengah aku hadapi saat itu. Tak ada yang aku sembunyikan sedikit pun, semua masalah aku ceritakan dengan tuntas padanya.
Setelah aku cukup bercerita, lalu Pak Aslam memberi solusi yang bisa menyelesaikan semua masalahku itu. menurutnya aku harus menggunakan sebuah piranti yang dinamai Kapsul Susuk Aura. Piranti mistik itu akan membuat aura tubuhku terpancar cemerlang dan bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarku. Kapsul itu memiliki kekuatan khodam yang akan mempengaruhi pandangan dan penilaian orang-orang disekitarkau. Dan aura tubuhku akan permanen menjadi lebih baik dan cemerlang.
Lebih jauh dijelaskan Pak Aslam, paranormal asal Demak ini, kapsul itu juga berfungsi sebagai benteng gaib yang akan menjagaku dari kejahatan manusia dan makhluk halus. Kekuatan gaib yang terkandung dalam kapsul itu akan selalu menjagaku ke mana pun aku pergi. Termasuk jika aku pulang kampung nanti ke Indonesia.
Beberapa hari kemudian, aku benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi di sekitarku. Pagi itu majikanku berubah sikap menjadi lebih lembut ketika memanggilku. Sebelumnya jika dia memanggil namaku pasti dengan bentakan yang menggelegar. Tapi hari itu dia memanggilku dengan sapaan yang lebih lembut aku dengar. Dia juga tak terlalu banyak meminta dan jika pun meminta dengna nada suara yang lebih pelan.
Selanjutnya aku merasa seisi rumah majikanku seperti berubah menjadi baik dan perhatian padaku. Mereka bisa memperlakukan lebih baik dan proporsional. Majikanku juga tidak pelit lagi, aku selalu diberi uang lebih ketika belanja keperluan rumah. Bahkan setelah seminggu kemudian aku juga diberi kebebasan untuk menggunakan handphone di rumah untuk berkomunikasi dengan siapapun.
Yang lebih menggembirakan, teman-temanku juga menjadi lebih pengertian dan mereka memahami setiap kesulitanku. Aku juga bisa hidup normal kembali dan bisa menghindari teman sejenisku. Uniknya dia bisa ikhlas melepaskanku, padahal banyak kasus seperti ini yang sulit dilepaskan. Dan sejak itu aku bisa hidup lebih baik dan ekonomiku pun perlahan pulih. Aku bisa mencicil bank lebih teratur hingga akhirnya lunas.
Kini setelah kurang lebih setahun aku berkonsultasi dengan Pak Aslam, akus udah bisa menikmati hidup dengan lebih baik. Aku bisa menabung dan aku sudah bisa membeli sepetak tanah untuk masa depanku dan anak-anakku. Rencananya tahun depan aku akan membangun rumah di atas tanah itu. Meski sederhana tapi aku yakin bisa hidup tenteram di rumah itu bersama anak-anakku.
Tapi ada satu hal yang sampai saat ini menjadi pertanyaanku. Kenapa setiap kali aku pergi jauh dari rumah majikankau, aku merasa seperti ada yang mengikutiku. Malam hari sebelum aku pergi pun aku kerap bermimpi ditemui seseorang yang sosoknya tidak jelas. Ia hanya melihat aku dari langit-langit kamarku. Bayangan tak jelas itu datang selintas lalu pergi entah ke mana.
Tapi menurut Pak Aslam, aku tak perlu mengkhawatirkan hal itu. katanya itu adalah khodam penjagaku. Makhluk itu hanya akan menampakkan diri pada saat-saat tertentu saja dan hanya pada orang-orang tertentu pula dia bisa menampakkan diri. Beruntung aku bisa menyelesaikan semua masalah-masalahku itu berkat bantuan Pak Aslam. Dan apapun makhluk itu, selama dia tidak menggangguku aku merasa nyaman saja.
Titus, R.M. 2013. Majalah Misteri Edisi 568. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.