BENARKAH ADA KEHIDUPAN DI PLANET JUPITER?

Benarkah Ada Kehidupan di Planet Jupiter? - Beberapa  waktu  lalu,  pesawat ruang     angkasa     Cassini menangkap gelombang alunan musik    yang  samar-samar  ketika mendekati  planet  Jupiter.  Secara otomatis, hal ini jadi pertanyaan besar: Benarkah  memang  ada  makhluk  luar angkasa  yang  menghuni  planet  selain bumi, termasuk Jupiter, planet terbesar di sistem tata surya kita?

Cassini  mendengar  alunan  musik  dari  Jupiter
Cassini  mendengar  alunan  musik  dari  Jupiter

Pesawat yang mengangkut pola frekuensi  radio  gelombang  rendah  menangkap alunan yang samar dari lagu makhluk  asing.  Itu  terjadi  ketika Cassini  mengubah  frekuensinya menjadi gelombang suara. Hanya saja, sinyal-sinyal  ini  tidak  otomatis menunjukkan  adanya  kehidupan  luar angkasa (extra terrestrial life). Gelombang  itu  bisa  terjadi  karena  angin matahari,  yakni  sebuah  gas  tipis  dari hembusan partikel yang memancar dari matahari,  menabrak  medan  magnetik yang melingkupi Jupiter. Para ilmuwan NASA  yang  mengorbitkan  Cassini berpendapat,  energi  yang  dihasilkan dari  tabrakan  itu  bisa  menciptakan gelombang elektronik. Daya kejut keriuhan  Jupiter  ini  mirip  dengan  suara ledakan  dari  pesawat  jet  super sonik ketika memecahkan batas suara di atas bumi. Cassini menangkap “suara musik angkasa”  pada  jarak  23  juta  km  dari Jupiter, 8 Desember 2000 yang lalu.

Cassini akan terbang lebih dekat lagi dalam jarak 10 juta km dari lingkaran gas Jupiter untuk melangsungkan studi gabungan  dengan  satelit  Galileo. Pesawat  NASA  itu  akan  mengorbit sistem Jupiter dalam waktu lima tahun. Cassini akan menerima tarikan gravitasi Jupiter dalam perjalanannya menuju planet  Saturnus  yang  dijadwalkan tahun 2004.

Galileo  mengirimkan  citra Jupiter  dan  satelit-satelitnya.
Galileo  mengirimkan  citra
Jupiter  dan  satelit-satelitnya.
Adakah kemungkinan kehidupan di sistem  planet  Jupiter?  Sebenarnya, molekul-molekul   organik   telah diketemukan di Callisto dan Ganymedeyang  merupakan  dua  bulan  Jupiter, oleh  pesawat  ruang  angkasa  Galileo. Demikian  sebuah  studi  yang  dikeluarkan Science  paling  akhir.  Bahan organik ini diidentifikasi oleh tim riset Profesor  T  McCord  dari  Universitas Hawaii di Honolulu, sebagai mirip air, es  dan  mineral-mineral  hidrat  pada permukaan  kedua  bulan.  Galileo mendeteksi  karbon  dioksida,  sulfur dioksida dan sejumlah kecil campuran organik lain.

NASA  pernah  menyatakan  data kiriman  wahana  antariksa  Galileo memperbesar kemungkinan kehidupan primitif  pernah  menghuni  Europa, salah  satu  bulan  dari  planet  Jupiter. Citra kiriman itu memberi isyarat kuat, es atau air dalam wujud cair pernah ada dan  masih  tertinggal  di  bawah permukaan Europa. Lingkungan berair benda-benda langit dipercaya sebagai kawasan  yang  mendukung  eksistensi makhluk hidup.

“Kami  memang  mencari  relung-relung  di  dinding  permukaan  Europa yang  mendukung  kehidupan.  Citra rekaman  Galileo  memperlihatkan  ada lingkungan  yang  pas  dihuni  makhluk hidup  di  sana,”  kata  Ronald  Greeley dari Laboratorium Propulsi Jet NASA.

Direktur NASA Daniel Goldin yang pernah  mengumumkan  kehidupan pernah  eksis  di  Mars,  berkomentar tentang  temuan  itu:  “Gambar-gambar itu  menarik,  tapi  belum  meyakinkan. Kemungkinan     Europa     pernah mengandung  air,  merupakan  langkah baru  untuk  mengeksplorasi  tata  surya dan  sistem  bintang  lain  di  jagat  raya, menjawab   misteri   apakah   ada kehidupan di kosmos selain di Bumi. ”Ia juga mengatakan citra yang diambil oleh  Galileo  dari  ketinggian  154.492 kilometer, menangkap daratan selebar 1,6  kilometer,  juga  menggambarkan sejumlah garis-garis cerah mirip jalur jalan tol pada permukaan Europa.

Para  ilmuwan  Galileo  mengatakan data itu menunjukkan garis seperti jalan itu,  disebabkan  oleh  desakan  “gletser kotor”  yang  mendorong  campuran  es dan  runtuhan  silika  yang  agak  gelap. Keadaan ini mungkin bisa diikuti oleh aliran air jernih yang lebih lambat dan memunculkan garis berwarna putih.

Tim  astronom  Universitas  Johns Hopkins  melaporkan  adanya  lapisan oksigen  sangat  tipis  pada  atmosfer bulan    terbesar    planet    Jupiter, Ganymede,  dan  kemungkinan  adanya aurora  di  kutub-kutubnya  yang  mirip dengan aurora “cahaya utara” di salah satu  kutub  Bumi.  Meski  terdapat oksigen,  tak  ditemukan  tanda-tanda kuat   yang   mengisyaratkan   ada kehidupan di bulan tersebut.

“Semua hasil pengamatan kami yang memperlihatkan  oksigen  di  atmosfer Ganymede  tidak  berimplikasi  ada kehidupan  di  sana,”  kata  astronom Doyle  Hall  dari  Universitas  Johns Hopkins.

Selain  itu,  para  ilmuwan  juga  telah menemukan  sejumlah  bukti  adanya lautan air yang terkandung pada satelit terbesar  di  Jupiter  yang  bernama Ganymede.  Hal  ini  menimbulkan pemikiran,  kemungkinan  besar  ada kehidupan  di  Ganymede  seperti  dibumi kita ini, walau belum tentu sejenis dengan manusia.

Menurut para pakar planet, dari tarik-an-tarikan magnetik melalui pemeriksaan   angkasa   oleh teleskop Galileo diperoleh kemungkinan adanya  daratan  teramat luas dalam bentuk cair di  bawah  permukaan bulan yang dingin.

Di bumi atau di manapun  yang  mengandung  air,  dipastikan akan  ada  kehidupan. Hal  sama  tentu  tak selalu  benar  di  ruang angkasa  akan  tetapi penemuan  ini  mencuatkan  harapan  bahwa pada  suatu  hari  kehidupan luar bumi mungkin ditemukan.

Peneliti  dari  Universitas  California,  Los  Angeles, Margaret  Kivelson  menyatakan, laporan  dari  sekitar  Jupiter  pada  Mei 2000  lalu,  sangat  memungkinkan adanya lautan cair dan bergaram.

Kivelson menjelaskan, sebuah lapisan berbentuk larutan air yang luasnya beberapa kilometer terdapat sekitar 200 kilometer di bawah permukaan Ganymede.  Menariknya,  cairan  itu  cocok dengan tingkat keasinan lautan di bumi.

Bintik merah Jupiter yang masih misterius
Bintik merah Jupiter yang masih misterius
Namun  demikian,  para  peneliti  ini menekankan, belum dapat memastikan telah ditemukannya air seperti di bumi pada bulan Ganymede yang ukurannya lebih besar dari planet Merkurius atau Pluto  –planet  terjauh  dari  sistem  tatasurya kita.

Hipotesis  adanya  air  di  Ganymede didukung  oleh  gambar  resolusi  tinggi yang  dikirim  oleh  Galileo.  Gambar-gambar itu memampakkan air atau es cair  yang  menutupi  kerak-kerak  yang retak  untuk  menciptakan  area  lapangan tara area-area yang terpisah di kerak Ganymede  tersebut.  Dan  temuan  itu telah  memberi  harapan  bahwa  ada kehidupan di sana.



2001. Info UFO No. 1. Surabaya: Yayasan INFO-UFO.