LANGIT KELAM DI BUMI CIREBON

Beliau menunjukkan satu pusaka berupa sejodoh naga meliuk, luk-5, terbuat dari sisik emas 23 cts, wujud dari penjelmaan anaga alam Azrak dan 3 biji bahan batu kalimaya, dengan ukuran tidak umum 300 cts, 1000 cts, dan 3000 cts. Ini semua merupakan perwujudan dari mahkota Naga Tirta.

Langit Kelam di Bumi Cirebon - Minggu sore 17 Febuari 2013, bumi Cirebon diguyur hujan lebat.Hari itu langit sangat pekat, halilintar dan kilat menyambar seantero Kota Plered dan sekitarnya. Hujan yang disertai sapuan angin kencang membuat suasana kota Cirebon, sangat mencekam tidak seperti biasanya.

Di tengah suara gemuruh halilintar yang menghiasi kepekatan langit diujung barat pesisir pantai, pada saat itu tanpa di duga sebelumnya, aku dan santri istighfar yang kala itu sedang mengobrol di teras rumah tiba-tiba dikejutkan oleh cahaya kilat yang semakin lama semakin membesar.

Fenomena yang sangat mengerikan sekaligus langka dan baru pertama kalinya aku alami membuatku tercengang takjub. Langit tiba-tiba berwarna merah dan hujan lebat mendadak berhenti. Gelegar guntur dan sambaran kilat yang terus menerus terdengar, membuat semua yang hadir spontan membaca istighfar berulang kali, sore itu suasana sangat lain dari biasanya.

Percikan merah bara dari perwujudan bentuk kilat, sangat jelas kami lihat, berkali-kali cahaya itu menggelegar terus menerus hingga kami melihat satu fenomena yang tak lazim seperti pada umumnya. Cahaya kilat itu membentuk dua ekor naga dengan meliukkan badannya berulang kali, besar dan berwarna kuning kemerahan. Mata dan cakaran tangannya sangat tampak di hadapan kami, berkali-kali dua ekor naga itu menampakkan wajahnya yang terlihat sangat menakutkan, bola matanya berwarna merah menyala, bertanduk dan sangat besar sekali ukurannya.

Tidak lama kemudian aku dan santri istighfar dibuat jantungan oleh fenomena yang hanya berdurasi kurang dari tiga menitan, namun membuat sekujur tubuhku berkeringat dingin. Ini fenomena langka dan kisah hidup yang tidak semua orang mengalaminya. Kedua naga itu semkain lama semakin mendekat dan terus meliukkan badannya sangat cepat, lalu ada rasa khawatir dalam hatiku. Ada rasa cemas atas kejadian yang barusan kami lihat. Jangan-jangan naga itu akan memakannya (batinku sangat ketakutan) aku memohon kepada santri istighfar untuk berdoa bersama. Sebab dua ekor naga tadi raib, tepat di atas rumah guruku Syareatul Khotam.

Semalaman aku tidak bisa memjamkan mata, teringat akan kejadian sore tadi, bagaimana dengan guruku? Apa yang terjadi atas dirinya? Sifat takut atas keadaan sang guru, membuatku resah gelisah semalaman dan baru menjelang pagi aku bisa terlelap akibat kecapaian.

Siang harinya aku bergegas datang menjenguk guruku, perasaan tdiak enak mulai menjalar di sekujur tubuhku, namun setelah sampai di sana. Aku lega setelah melihat guruku menyambutku dengan senyum khasnya. Alhamdulillah, Aku bersyukur dalam hatiku, guruku tidak apa-apa atas kejadian kemarin.

Setelah kita ngobrol panjang lebar, aku mulai menceritakan dengan hati-hati atas apa yang aku lihat kemarin sore. Guruku hanya tersenyum sumringah. Beliau menatapku dan bertanya, "Apakah kamu melihat kejadian sesungguhnya?"

Aku menggeleng karena memang tidak tahu kejadian selengkapnya seperti apa. Setelah berdehem beberapa kali, beliau lantas bertutur, "Kemarin aku kedatangan dua tamu sangat tampan, mreka mengaku sebagai suruhan Ratu Bilqist Alamul Azrak. Keduanya datang atas anjuran sang ratu untuk menengok keadaanku, kedua tamu tadi mengenalkan diri bernama Naga Tirta."

Lalu sang Guru terdiam dan tidak meneruskan ceritanya. Walau aku belum tahu cerita selanjutnya sepertinya sudah diyakini bahwa Naga Tirta bukan dari bangsa manusia, ujarku dalam hati.

Setelah terdiam cukup lama, guruku beranjak pergi ke kamar kholwatnya. Aku menunggunya sambil berfikir keras! Lalu beberapa menit kemudian beliau kembali lagi membawa bungkusan kain putih tertutup dihadapanku. beliau dengan tenangnya memperlihatkan beberapa pusaka di antaranya satu pusaka berupa sejodoh naga meliuk, luk-5, terbuat dari sisik emas 23 cts, wujud dari penjelmaan naga alam Azrak dan 3 biji bahan batu kalimaya, dengan ukuran tidak umum 300 cts, 1000 cts, dan 3000 cts. Ini semua merupakan perwujudan dari mahkota Naga Tirta.

Kedua Naga Tirta tadi bagian dari kepercayaan Ratu Bilqist di alam Azrak. Di sana naga-naga hidup berdampingan dengan manusia (malukul Ardhi) dan bagian dari binatang suruhan sang ratu, raja maupun pertapa Sakti. Kisah Naga Tirta, terlahir dari zaman nabi Sulaiman AS (suami ratu Bilqist) yang mana naga ini bagian dari bangsa Seleman/siluman dari keturunan nenek moyang Purwacarita awal.

Di zman prasejarah disebutkan, jenis naga terdiri dari 4 kelompok; Lewang, Tanun, Taji' dan Seleman. Dari 4 kelompok ini tercipta keturunan yang berbeda antara satu naga dengan lainnya.

Lewang, tercipta di zaman nabi Sulaiman AS, dari keturunan naga melata (tanpa bersayap) menduduki bumi lapis 4 dan akan muncul sebelum hari kiamat tiba. Naga Lewang, beranak pinak seperti binatang melata lainnya, namun keturunan naga Lewang, hanya bisa terjadi 1000 tahun sekali.

Tanun, naga yagn tercipta dari keturunan jin Irjis. Naga ini bersayap kecil dan mampu merayap seperti kecepatan kilat, tercipta dari keturunan bangsa Jin Irjis (hitam) untuk perusak bumi dan lautan.

Tajik (taji') naga moksa atau naga bertapa yang siap menghancurkan bagian dasar bumi. Naga ini terlahir dair keturunan bangsa lelembut di bawah kekuasaan nabi Hidir AS. Naga-naga Tajik, akan muncul ketika nabi Isa AS, sudah diturunkan ke bumi. Naga Tajik, bertempat di lapis bumi 4 dan 5.

Seleman, naga yang terlahir dari zaman Purwacarita (sebelum turunnya nabi Sulaiman AS) naga Seleman tercipta dair jenis siluman Togog, yang ditaklukan semasa zaman nabi Sulaiman, hingga menjadi bagian tunggangan/pesuruh para ratu, raja dan pertapa sakti. Naga Seleman lebih banyak membatnu manusia dalam naktu khodim (kesaktian pusaka) dan naga Seleman disebut juga secara ktiab dengan nama "Mulukul Ardhi" / penjaga bumi.

Kisah kedatangan naga Tirtam, di kediaman Masyaikh Syareatul Khotam, bagian dari kebiasaanbagnsa tak kasat mata, dalam kunjungan rutin antar manusia dan bangsa Mulukul Ardhi. Sebab secara kitab dijelaskan; "Sesungguhnya seluruh siluman, jin dan lelembut mereka tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin Ahlullah Wilayah (ahli Ma'rif bumi)".

"jin, lelembut dan bangsa tak kasat mata lainnya, mereka akan mendatangi para Ahlulloh untuk meminta izin". Cara semacam ini secara kitab disebut Thobi'iyyah. Manusia tetap berkuasa sebagai sulthan alam/penguasa alam.

Adapun naga Tirta, yang menjelma sebagai kedua manusia tampan dan menjumpai Masyaikh Syareatul Khotam, tak lain sebagai sifat khidmat mereka untuk ikut serta kepada bangsa manusia. Kedua naga itu akhirnya berubah wujud menjadi bentuk pusaka aga meliuk kembar, yang diberi nama Naga Tirta.

Lalu sebelum menutup pembicaraan dengan Masyaikh. Saya bertanya padanya? "Mengapa langit sampai berubah sewaktu naga Tirta menampakkan wujudnya dan datang kemari? (ke rumah Masyaikh)". Beliau menjawab "Bila orang besar berkunjung ke salah satu tempat, niscaya sifat alam akan menghormatinya, adapun penghormatan sifat alamini bisa dilihat dengan beraneka wujud, baik ditunjukkan atas lewat sifat langit, hujan, bumi, dan lainnya".


Bagaimana bisa tahu kalau naga Tirta, bagian dair makhluk alam Azrak?" beliau menjawab "Bila kamu sudah paham tentang makna Ruh, nanti kamu mengerti sendiri makna berhubungan antara manusia dengna alam yang mempunyai hizab.


Merasa aku kurang puas, aku bertanya kembali "Bagaimana bisa tahu kalau naga Tirta, bagian dari makhluk alam Azrak?" beliau menjawab "Bila kamu sudah paham tentang makna Ruh, nanti kamu megnerti sendrii makna berhubungan antara manusia dengan alam yang mempunyai hizab/penutup. Sesungguhnya hanya mereka yagn paham makna Tauhid yang bisa mewujudkannya?" lalu setelah itu Masyaikh bercerita sedikit.

Pada tahun 1994, aku (Masyaikh) peranh megnamalkan satu asma' pendek yang berbunyi "Bahroini Yaltaqian" amalan ini ternyata bagian dari sifat penakluk seluruh makhluk semesta alam. Nah, buah dari amalan ini salah satunya yang kuceritakan tadi, dikunjungi naga Tirta.

Bagi pecinta blog kesayangan kita Misterig. Bila kamu ingin bisa menguasai ilmu penakluk segala macam makhluk. Masyaikh sudah mengizinkan amalan "Bahroino Yaltaqian" diijazahkan secara umum, caranya. Sebelum melakukan amalan ini disunahkan puasa sunah 1 hari, tanpa niat (permulaan) lalu malamnya baca asma' "Bahroini Yaltaqian 1001x" namun sebelumnya bertawassul dulu seperti ini: "Wa-as'aluka minridhoillah, khususon Baliya bin Malkan bahroini Yaltaqian, wakhususon min ahli Thuroby, wakhususon min ahli Malukul Ardhi, wabil khusus, Ya Ahlal Gaib ma'al khodam, syaiun lillahi lahum Al Fatihah 33x".

Istikomahkan amalan ini di setiap malamnya sebanyak 99x sebelum menjelang tidur malam. Insya Allah dengan beristikomah, kita mempunyai kelebihan batin yang menonjol khususnya dalam ilmu kesaktian.



Nawawi, Idris, Tja. 2013. Majalah Misteri Edisi 555. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.