TERAPI LILIN
Gambar oleh blueland dari Pixabay

Mungkin tak banyak yang menyangka, selain untuk penerangan, cahaya lilin, ternyata memiliki energi yang bisa mempengaruhi medan elektromagnetik yang menyelubungi tubuh manusia.

Terapi Lilin - Sebenarnya, terapi yang satu ini berdasarkan pada pengembangan dari dua unsur yang berbeda. Cahaya dan warna. Betapa tidak, selain sebagai sumber penerangan, ternyata, lilin juga merupakan sumber energi yang dapat dipakai sebagai terapi. Pasalnya, unsur cahaya lilin merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik atau getaran energi yang terdiri dari tujuh warna pokok yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Dan dari sinilah efek penyembuhan itu didapatkan.

Dengan kata lain, penyembuhan itu didapatkan dari getaran energi cahaya lilin yang mampu mempengaruhi aura atau medan energi elektromagnetik yang menyelubungi manusia. Untuk itu, terapi lilin akan mampu menyelaraskan kembali ketiganya dalam waktu yang relatif singkat. Sebagaimana kita tahu, baik secara fisik maupun pada tingkatan yang sangat halus, lilin merupakan simbol yang kuat untuk mengaktifkan api. Tepatnya, cahaya lilin mampu menggerakkan atau memindahkan energi dan menerjemahkannya menjadi keinginan.

Tak cukup sampai di situ, cahaya lilin, ternyata juga dapat membentuk pikiran yang sangat kuat jika kita terhubung dengannya. Karena warna  cahayanya mampu mendatangkan efek-efek penyembuhan, maka, pemilihan warna lilin menjadi sangat penting di dalam proses ini. Tanpa kita rasakan, saat lilin dinyalakan, maka energi cahaya dan warnanya langsung memancar dan menyebar ke atmosfer serta langsung diserap oleh penderita. Paling tidak, cahayanya berpengaruh pada orang yang ada di sekitarnya.

Sejatinya, tiap warna pada cahaya lilin mempunyai arti yang dapat dipergunakan untuk tujuan tertentu. Merah, misalnya, menyimbolkan cinta dan kesehatan, ambisi yang besar, nafsu dan potensi seksual di mana seks merupakan ekspresi dari kekuatan hidup.

Yang perlu diperhatikan, warna-warna dari cahaya lilin mempunyai frekuensi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, ketika digabungkan dengan kekuatan pikiran dan doa, maka, dengan melalui penyelarasan pada pusat energi (cakra-cakra) energi cahaya lilin tadi dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Sudah barang tentu, efek terapi lilin akan semakin kuat dirasakan jika susunan lilin tadi sesuai sehingga mempunyai efek dinamis ketika berinteraksi dengan aura.

Sebagai contoh, penyusunan lilin di sekitar tubuh seseorang dalam bentuk segitiga mampu untuk membesarkan energi dan menambah kekuatan penyembuhan, sedang segiempat dapat untuk menstabilkan seluruh sistem psikologis penderita, dan segilima bisa meningkatkan energi spiritual seseorang. Sementara, susunan lilin berbentuk segienam bisa untuk menyelaraskan hati, pikiran, fisik, dan jiwa, segitujuh bisa menyeimbangkan dan mengatur semua cakra, dan jika susunan berbentuk lingkaran bisa untuk perlindungan yang tinggi, simbol lahir dan kelahiran kembali.

Yang harus menjadi catatan adalah, lilin yang akan digunakan untuk terapi, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan minyak. Baik minyak zaitun ataupun parfum dari bawah ke atas secara searah. Tujuannya tak lain, untuk membersihkan lilin dari segala hal negatif yang bisa terjadi karena akumulasi pada saat proses pembuatannya. Selain itu, untuk menguatkan vibrasi cahaya dan warna, sehingga pendar cahayanya dapat bekerja lebih efektif.

Dan bila tak ada minyak, cara yang mudah dan efektif adalah dengan menggunakan afirmasi yang berkaitan dengan tujuan khusus Anda. Misalnya, pembacaan doa adalah salah satu cara Anda melakukan pemrograman pada lilin tersebut. Dengan kata lain, hal ini sekaligus mempersiapkan lilin dan diri Anda sendiri untuk berlaku sebagai penyembuh atau pemrograman ini termasuk memasukkan vibrasi, pikiran dan keinginan ke dalam kekuatan vibrasi lilin.

Adapun lama penyembuhan yang efektif dengan terapi ini antara 15-20 menit. Dan bila digunakan untuk penyembuhan diri sendiri, sebaiknya, lakukan tiap pagi atau malam hari menjelang tidur. Selamat mencoba.



Tim Misteri. 2006. Majalah Misteri Edisi 408. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.