KI GENDENG PAMUNGKAS: BUSH MENGUSIK KETENANGAN MBAH JEPRA
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Penguasa alam gaib Kota Bogor ini marah atas kehadiran bush. Dia pun meminta korban nyawa dan bencana alam. Benarkah?

Ki Gendeng Pamungkas: Bush Mengusik Ketenangan Mbah Jepra - Jauh hari sebelum George Walker Bush menginjakkan kakinya di Indonesia, gelombang protes menentang kehadiran orang nomor satu di Amerika ini telah bermunculan. Hampir di seluruh kota besar di Indonesia terjadi aksi protes menentang kehadiran Presiden Amerika yang dikenal sering mengambil keputusan kontroversial ini. Gelombang protes yang didominasi kalangan Muslim garis keras itu tentu bukan tanpa alasan. Paling tidak para demonstran menilai Bush sering kali mengambil keputusan yang menyakiti umat Muslim di seluruh dunia.

Aksi protes menentang kehadiran Bush ini terjadi pula di kota Bogor sebagai tempat yang disinggahinya. Sejumlah demonstran dari berbagai elemen masyarakat meneriakkan yel-yel menentang kehadiran Presiden Bush. Mereka menilai kehadiran Bush tidak menguntungkan bagi rakyat Indonesia, malah cenderung merugikan. Hal ini dirasakan langsung oleh warga Bogor yang terpaksa harus terganggu aktifitasnya selama kunjungan Bush di kota mereka.

Warga juga menilai terlalu berlebihan jika untuk menyambut Presiden Amerika ini, pemerintah Indonesia harus membuat landasan heli khusus di tengah areal Kebun Raya Bogor (KRB). Sebab areal Pusat Konservasi Tanaman ini harus ditata ulang dengan mengorbankan berbagai tanaman yang selama ini dilestarikan. Belum lagi biaya penyambutan yang menghabiskan dana tidak sedikit. Di tengah ekonomi yang masih karut-marut seperti ini tentu saja rakyat akan menilai berlebihan jika untuk menyambut tamu negara pemerintah Indonesia harus menghamburkan uang milyaran rupiah.

Aksi protes kehadiran Presiden Bush juga dilakukan Ki Gendeng Pamungkas dengan LSM Front Pribuminya di Bogor. Sejumlah masa digerakkan Gendeng untuk menentang kehadiran Presiden Bush. Dukun santet yang banyak terlibat di dunia politik ini juga memasang beberapa spanduk di tempat-tempat strategis yang isinya mengecam keras kehadiran Presiden Bush. Bahkan, salah satu spanduk yang berukuran 1 x 9 meter di Tugu Kujang berbunyi: SEMOGA BUSH KESURUPAN & KENA SANTET.

Tak cuma itu, sebagai dukun santet nomor wahid di Indonesia Gendeng juga mengerahkan kekuatan supranaturalnya untuk menyerang Bush.

Di mata Ki Gendeng, tak ada hal yang menguntungkan bagi rakyat Indonesia atas kehadiran Presiden Bush di negeri ini. Bush adalah teroris, Dajjal, penjajah licik yang setiap gerak dan prilakunya hanyalah untuk kepentingan dirinya dan negaranya sendiri. Kata-kata manis dan harapan yang dilontarkan petinggi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Setelah itu Bush dan Amerika akan menguras hasil bumi negeri ini untuk dinikmati orang Amerika.

"Kunjungan Bush bukan untuk membantu ekonomi bangsa Indonesia, tapi untuk menjajah ekonomi bangsa Indonesia", jelas Ki Gendeng saat ditemui Majalah Misteri di rumahnya.

Lebih jauh Gendeng menuturkan bahwa berdasarkan hasil kontemplasi gaibnya, pembicaraan Bush dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor sesungguhnya menyimpang dari agenda yang dipublikasikan pemerintah Indonesia di media massa. Tujuan tersembunyi darilawatan Bush ini adalah untuk menguasai ladang gas di Blok Natuna, penjualan senjata dan kerja sama militer. Selain itu Bush juga tengah mencari dukungan dan simpati rakyat Amerika, sebab di negaranya sendiri popularitas Bush sudah mulai turun. Terbukti pada pemilu Amerika beberapa hari lalu Partai Republik yang mendukung Bush kalah dari Partai Demokrat. Ini membuat posisi Presiden Amerika ini semakin terancam.

Dari terawangan Gendeng, pengaruh kunjungan Bush bagi Presiden SBY sendiri sepertinya tidak akan mampu mendongkrak kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan SBY. Secara gaib dan kalkulasi politik, dia juga melihat kunjungan sesaat Bush ini akan membuat citra SBY semakin jatuh.

Bahkan, lebih jauh dukun santet yang mengharamkan menyan ini melihat posisi SBY untuk maju pada pemilu 2009 akan semakin berat.

"SBY itu orang plin-plan. Beliau tidak sadar bahwa 90 persen orang yang mengelilinginya adalah penjilat dan penghianat", tandas Gendeng.

Sementara itu, di tempat pelaksanaan pertemuan SBY-Bush, secara spiritual Gendeng melihat aura KRB dan Istana Bogor nampak gelap sejak awal November. Mbah Jepra sebagai penguasa alam gaib di Bogor, khusus di sekitar lingkungan KRB dan Istana Bogor, tentu saja tidak akan rela jika tempat tinggalnya diporak-porandakan hanya untuk kepentingan bangsa asing. Apalagi di dalam KRB dibangun sebuah landasan heli yang memakan biaya milyaran rupiah. Landasan itu hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari makam Mbah Jepra dan Ratu Galuh, yang sejak ratusan tahun lamanya berada di tengah KRB.

"SBY dan Bush bisa kualat. Secara politik mereka akan banyak menghadapi tekanan. Khusus SBY, saya berani ramalkan tidak akan terpilih lagi pada Pilpres 2009 nanti", tantang Gendeng lagi.

Sinyal kemarahan Mbah Jepra ini ditangkap Gendeng sejak Jum'at, 9 November 2006 lalu. Menurutnya, dari dalam areal KRB dirinya melihat sinar merah kehitaman yang terpancar benderang. Peristiwa keluarnya sinar merah ini berkali-kali pernah dilihat Gendeng dari dalam KRB. Dan setiap ini terjadi berarti menandakan akan adanya peristiwa buruk yang menimpa negeri ini.

"Kalau Mbah Jepra marah, selalu akan makan korban jiwa. Dan yang dirugikan adalah bangsa kita sendiri", jelas Gendeng.

Sejak dulu Istana Bogor dan KRB adalah tempat yang tenang dan untuk menenangkan diri pejabat negara. Bung Karno, Presiden Pertama RI menggunakan Istana Bogor sebagai tempat istirrahat dari berbagai kesibukannya. Hanya sesekali Bung Karno menerima tamu di sana. Jarang dan bahkan tak pernah terjadi ingar-bingar di Istana dan areal KRN di masa pemerintahan Bung Karno. Istana Bogor yang ekramat ini lebih banyak digunkaan Bung Karno sebagai tempat mendekatkan diri pada Tuhan dan alam ciptaan-Nya.

Namun sejak zaman Orde Baru, Istana Bogor mulai beralih fungsi. Banyak kegiatan negara yang ingar-bingar dilaksanakan di sana. Bahkan Presiden SBY berani menggelar acara resepsi pernikahan putranya Agus Harimurti Yudhoyono dengan Anisa Larasati Pohan di Istana Bogor pada 9 Juli 2005 lalu. Ini tentu saja peristiwa yang tak lazim terjadi di Istana Bogor. Dan seperti yang diprediksikan Ki Gendeng saat itu, bencana alam datang silih berganti menerjang negeri ini.

Kini Istana Bogor dan KRB kembali punya gawe besar menjamu orang nomor satu di Amerika. Ingar bingar yang mengusik ketenangan Mbah Jepra, Ratu Galuh dan karuhun Bogor lainnya tentu saja akan terjadi lagi. dan memang sejak 2 minggu sebelum Bush datang, buldoser telah meraung-raung di areal KRB untuk membangun landasan heli. Beberapa pohon besar yang melindungi makam Mbah Jepra dan Ratu Galuh terpaksa harus dipangkas agar heli yang membawa Presiden Bush bisa mendarat dengan aman.

Namun hanya sedikit orang yang bisa menangkap pesan-pesan gaib atau firasat buruk yang disampaikan penguasa alam gaib Bogor itu. Ki Gendeng adalah salah satu orang yang menangkap sinyal buruk tersebut. Berdasar pesan gaib itu, Gendeng menjelaskan bahwa masa pemerintahan SBY-Kala adalah masa yang penuh dengan kegetiran. Sepanjang pemerintahannya hingga akhir 2009 negeri ini tak akan berhenti ditimpa musibah dan bencana alam. Lebih spesifik Gendeng melihat banjir besar yang pernah menerjang Jakarta dan menggenangi Istana Negara di 2002 akan terulang pada tahun 2007 mendatang.
Update Kebenaran Ramalan Ki Gendeng Pamungkas
Update Kebenaran Ramalan Ki Gendeng Pamungkas


Khusus tentang kunjungan Bush, Gendeng melihat Mbah Jepra meminta korban nyawa beberapa orang. Bukan tak mungkin korban tersebut adalah salah satu orang yang menyertai rombongan Bush ke Istana Bogor atua mungkin Bush sendiri yang harus menebusnya?

Namun, dari beberapa pesan gaib yang disampaikan Mbah Jepra, Gendeng melihat yang paling menakutkan adalah nasib bangsa ini kedepan. Sebab Mbah Jepra mengisyaratkan kesulitan ekonomi akan terus berlanjut dan mengakibatkan rakyat belangsak dan bertindak anarkis.

"Intinya Mbah Jepra tidak suka Bush datang ke Bogor", tandas Gendeng dengan bersungguh-sungguh.

Kalkulasi sang dukun santet atas kunjungan Bush dengan nuansa gaib KRB dan Istana Bogor ini memang cukup menggelitik. Untuk membuktikan kebenarannya, tentu saja hanya waktu yang bisa berbicara. Kita tunggu saja!



Supriatna, Eka. 2006. Majalah Misteri Edisi 408. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.