![]() |
Gambar oleh skeeze dari Pixabay |
Silang pendapat yang tak pernah usai ini bermula dari ekspedisi yang dipimpin oleh Francois De Loys di pedalaman Venezuela pada rentang 1920. Sungguh tak dinyana, dalam ekspedisinya kali ini, De Loys, salah seorang pakar geologis dari Swiss berhasil menemukan dan sekaligus memotret sesosok kera raksasa tak berekor. Waktu itu, guna menyusul rombongan terdahulu yang raib bak ditelan bumi, Francois bersama dengan rombongannya berniat untuk mendirikan tenda di dekat sungai Tarra. Namun, di tengah perjalanan, mendadak, rombongan mereka diserang oleh dua ekor kera raksasa tak berekor. Sambil berteriak-teriak, kedua kera raksasa yang terusik ketenangannya itu langsung menghambur dan menghantam rombongan dengan menggunakan batang pepohonan. Karena terkejut salah seorang rombongan melepaskan tembakan dan tepat mengenai dada salah satu kera raksasa. Melihat kawannya mati bersimbah darah, kera raksasa yang satunya berlari dan masuk ke dalam lebatnya hutan.
Kera Raksasa Tak Berekor Di Venezuela - Setelah keadaan dirasa aman, Francois pun memperhatikan dengan teliti bangkai kera raksasa yang ada di hadapannya. Saat itu, Francois pun mencatat. ini adalah salah satu jenis kera dari spesies yang tidak dikenal bahkan dia belum pernah sekalipun melihat kera jenis ini.
Dengan menggunakan sebatang dahan yang lumayan besar sebagai penyangga dan mendudukannya di atas peti, bangkai kera raksasa yang ada di hadapannya. Saat itu, Francois pun mencatat, ini adalah salah satu jenis kera dari spesies yang tidak dikenal bahkan dia belum pernah sekalipun melihat kera jenis ini.
Dengan menggunakan sebatang dahan yang lumayan besar sebagai penyangga dan mendudukannya di atas peti, bangkai kera raksasa itupun dipotret. Sejak itu, hasil jepretan De Loys menjadi ajang pedebatan yang hangat di antara para ilmuwan dan komunitas pecinta photography. De Loys juga mengakui, pada rentang 1929, badan kera raksasa yang sengaja diawetkan dan akhirnya dikenal dengan sebutan Ameranthropoides Loysi, sengaja dipublikasikan dan dijadikan penelitian bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Tim Misteri. 2006. Majalah Misteri Edisi 408. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.