KEAJAIBAN SUFI: AHMAD SIRHINDI
Gambar oleh klimkin dari Pixabay

Nama lengkapnya Syekh Al Faruqi Hanafi Al Sirhindi. Dia diliahirkan di Sirhin, India, pada tahun 971 H. Dia adalah putera seorang sufi yang bernama Syekh Abdul Ahad, dari ayahnya dia banyak mendapat pelajaran agama terutama belajar membaca Al-QUr'an sekaligus menghafalnya.

Keajaiban Sufi: Ahmad Sirhindi - Disamping belajar kepada ayahnya, dia juga belajar kepada ulama terkenal lainnya, seperti belajar filsafat dan ilmu kalam kepada Syekh Ya'kub Syarrfi, dan belajar ilmu hadist serta tafsir kepada Qadhi Bahlul Badakhsani.

Ayah Ahmad Sirhindi adalah seorang sufi yang menekuni tarekat Khistiyah. Dari ayahnya inilah dia mempelajari tarekat Khisyiyah dan ajaran-ajaran tasawuf. Di antara kitab tasawuf yang diajarkan kepadanya, adalah: (1) Alta'arruf Li Mazhabi Ahli Tasawuf karya Al Kalabazi, (2) A warif ma'arif karya Suhrrawadi, (3) Fhusush al hikam karya ibnu Arabi.

Di samping mendalami tarekat Khissyiyah kepada ayahnya, dia juga mendalami tarekat Naqsyabandhi kepada Khwajah Abdul Baqi. Dalam menekuni tarekat Naqsyabandhi ini, dia banyak memperoleh pengalaman mistis hingga mencapai maqam "Tauhid Wujudi". Diga juga mendapat maqam yang lebih tinggi lagi yaitu maqam 'Abdiyat.
Setelah mendalami tarikat Naqsabandhi dia mendapatkan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga dalam dunia tasawuf. Orang-orang beranggapan bahwa maqam kesatuan Wahdatul Wujud merupakan pengalaman pamungkas dalam tasawuf. Ternyata hal ini menurut Ahmad Sirhindi masih dalam perjalanan suluk dan masih belum berakhir. Apabila perjalanan suluk dilanjutkan lagi, maka pemungkasnya adalah maqam Kehambaanb ('Abdiyat).

Sebagai seorang sufi yang terkenal, ada beberapa pokok pikiran yang dikembangkan oleh Ahmad Sirhindhi, di antaranya adalah:
  1. Syariat Islam adalah sesuatu yang amat mulia dan wajib dijunjung tinggi Al-QUr'an dan As Sunnah Nabi, bukan hanya menjadi dasar kebenaran dari kebenaran pengetahuan yang berkenan dengan ketuhanan.
  2. Ahmad Sirhindhi memperingatkan, agar kita berhati-hati akan bahaya yang timbul dari temuan-temuan kaum sufi seperti Ittihaf, Hukul, Wahda Al Wujud, Fana, Bawa dan lain-lain yang semuanya tidak ada dalam ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As Sunnah. Apabila ajaran tasawuf itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan As Sunnah, maka semua ajaran itu tidak dapat diterima dan wajib ditolak.
  3. Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah, yang perilaku, perkataan dan perbuatannya harus diikuti oleh seluruh umatnya. Pengalaman dan kehidupan seorang sufi adalah bersifat kelebihan individual dan berlaku baginya saja. Yang berbeda dengan Rasulullah SAW yang menjadi panutan dan ikutan seluruh umat manusia.
  4.  Pokok ajaran tasawuf yang dikembangkan oleh Ahmad Sirhindi adalah bersumber dari keindahan dan kepatuhan kepada Allah dan Rasulnya. Dari kedua pokok ajaran tadi akan menimbulkan cabang-cabang dan ranting-ranting subur dalam tasawuf. Dari iman dan kepatuhan itu akan tumbuh tawakal, dzikir, sabar, tulus, benar dan cinta. Cinta kepada Allah, cinta kepada kehendakNya, dan beramal serta berkorban hanya kepadaNya.
Ahmad Sirhindi adalah seorang sufi yang banyak meninggalkan karya tulis. Kalau kita membaca karya-karyanya, maka tampak pada kita bahwa dia menjunjung tinggi Al-Qur'an dan As Sunnah. DI antara karya-karyanya adalah:
  1. Mabda wa Ma'ad
  2. Istbat al Nubuwwah
  3. Ma'arif Laduniyyah
  4. Adab al Muridin
  5. Mukasyfat al Chaibiyah
  6. Risalah Takhliliyah
  7. Syarah Ruba' Iyyat Khwajah Bagi Billah
  8. Maktubat Imam Rabbani 
Setelah berusia lanjut dan sering sakit-sakitan, dia kembali ke Sirhindi dan menghabiskan kehidupan sehari-harinya hanya untuk beribadah kepada Allah. Dia meninggal dunia pada tahun 1034 H.



Afrizal, Hendri. 2006. Majalah Misteri Edisi 408. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.