![]() |
Gambar oleh Mukarram Safdar dari Pixabay |
Jika dilihat dengan mata batin, di atas pulah karang ini berdiri sebuah istana yang sangat indah. Di pulau ini ternyata terdapat makam seorang kyai yang sangat legendaris.
Istana Gaib Pulau Datu - Kalimantan mempunyai berbagai macam kegaiban. Kegaiban tersebut bisa tercipta karena lingkungan alamnya yang sebagian besar masih perawan. Misalnya saja berupa hutan belantara yang jarang terjamah oleh manusia atau samudera ganas yang jarang dilayari. Salah satu tempat beraroma gaib itu adalah Pulau Datu.
Pulau ini terletak di lepas pantai Batakan, Kecamatan Batakan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, kurang lebih 100 km, dari Banjarmasin.
Pantai Batakan memang dikenal sebagai tempat wisata pantai yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal, terutama pada hari-hari libur. Sebagaimana tempat wisata pantai pada umumnya, pantai Batakan menyuguhkan keindahan pantai dengan ombak yang bergulung-gulung tiada henti. Kita juga bisa menikmati makanan khas daerah di warung-warung yang bertebaran di tepi pantai.
Kalau punya nyali besar bisa juga berlayar dengan perahu motor kecil dengan penumpang 10-20 orang, mengarungi ombak samudera mengunjungi Pulau Datu.
Yang disebut Pulau Datu adalah sebuah pulau karang yang terletak di lepas pantai Batakan. Luasnya sekitar satu hektar, ditumbuhi oleh pohon-pohon Rambai.
Pulau ini tidak ada penghuninya, yang ada hanyalah makan keramat Datu Pulut dan keluarganya. Itulah sebabnya, pulau karang dilepas pantai Batakan kni dinamai Pulau Datu oleh masyarakat setempat.
Menurut riwayat masyarakat setempat, Datu Pulut adalah gelar yang diberikan masyarakat kala itu terhadap seorang Kyai yang bernama Haji Muhammad Thoyyib, seorang mubaligh dari kota Martapura, yang juga didyakini sebagai salah satu keturunan Waliyullah Datu Kelampaian Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Dahulu pulau Datu adalah sebuah semenanjung. Di ujung semenanjung itulah tinggal Kyai Haji Muhammad Thoyyib beserta keluarganya. Kyai ini suatu ketika memasang jebakan untuk burung-burung dan hasil jebakannya banyak sekali, namun anehnya, brung-burung yang sudah kena perangkapnya dia lepas kembali.
Dari kejadian tersebut, akhirnya masyarakat memberi gelar Datuk Pulut. Dakwah yang dilakukan oleh Kyai seperti di atas, menunjukkan bahwa dia seorang yang tidak mau membunuh binatang, baik itu binatang yang halal maupun yang haram.
Pada waktu itu, semenanjung tempat tinggal Kyai masih berupa hutan yang banyak sekali binatang-binatang liar seperti ular, anjing, dan babi hutan. Untuk mengantisipasi agar ular, anjing dan babi hutan tidak memasuki wilayahnya, maka Kyai memagari dengan cara menggoreskan tongkatnya ke tanah dari sisi semenanjung ke sisi lainnya.
Di tempat dimana terdapat goresan itu, akhirnya semenanjung tersebut terputus hingga membentuk sebuah pulau yang oleh masyarakat setempat disebut Pulau Datu.
Sampai sekarang di pulau Datu tidak terdapat binatang-binatang liarnya, yang ada hanya burung-burung dan bekantan, sejenis monyet hidung panjang. Binatang langka ini hanya terdapat di pulau Kalimantan.
Kalau kita melihat dengan mata biasa, maka Pulau Datu hanya terlihat berupa tempat wisata yang sangat eksotik dengan keasrian alamnya berupa batu-batu karang yang besar, dengan henpasan gelombang menghantam karang yang tak pernah henti. Pohon-pohon rambai yang rindang tempat bertengger burung dan bekantan mencari makan.
Akan tetapi kalau kita melihat dengan mata batin, maka kita pasti akan berdecak kagum melihat keindahan yang luar biasa di tempat tersebut. Di alam gaib, pulau Datu tempat dimakamkannya Kyai tersebut adalah sebuah istana yang sangat indah seperti istana para raja di zaman Khilafah Abbasiyah.
Istana tersebut terbuat dari batu pulam yang putih berkilau dengan kubah-kubah terbuat dari emas. Pantulan kilau emasnya menyelimuti langit sekitarnya. Di diepan gapuranya terdapat seekor macan loreng yang berjaga-jaga.
Pengalaman melihat istana Gaib Pulau Datu ini misteri alami sewaktu menerawang tempat tersebut dibawah bimbingan salah seorang paranormal.
Maha Besar Engkau ya Allah, yang telah memperlihatkan suatu keajaiban, suatu karomah Waliyullah Datu Pulut dengan istana gaibnya. Insya Allah, itulah tempat yang disediakan oleh Allah terhadap hambanya yang sholeh. Tempat peristirahatan untuk menunggu hari kebangkitan.
Rakhmadi. 2006. Majalah Misteri Edisi 408. Jakarta: Yayasan Sinar Berdiri Jaya.